“Harus Berapa Lama Menunggu Cinta Sejati?”

Dalam film “One Day”, Anne Hathaway yang berperan sebagai Emma Morley, merelakan 20 tahun hidupnya untuk menunggu Dexter Mayhew (Jim Sturgess) yang akhirnya menyadari juga bahwa perempuan yang selama ini menjadi sahabatnya, adalah juga cinta sejatinya. Berkaca dari film tersebut, apa memang harus selama itu menunggu cinta sejati?

Menjejakkan kaki di kehidupan nyata, sebenarnya banyak sekali orang di sekitar kita yang memiliki cerita cinta rumit dengan masa penantian panjang untuk menunggu sosok cinta sejati. Salah satu contohnya adalah pengalaman Rini (29 tahun), yang memilih menunggu selama 2 tahun untuk cinta sejati yang kini telah menjadi suaminya. Kenapa ia melakukan itu? Alasannya adalah karena ia nggak bisa menemukan seseorang selain suaminya yang bisa membuatnya merasakan butterfly in stomach hingga sekarang. Terdengar cheesy? Mungkin iya bagi yang nggak mengalaminya, tapi begitulah yang dirasakannya. Selama dua tahun penantian itu, Rini melihat sendiri bagaimana laki-laki yang diam-diam dicintainya, berganti-ganti kekasih, dan ia memilih jalan termudah untuk tetap dekat dengan laki-laki pujaannya yaitu dengan menjadi sahabatnya. Sementara Rini, mencoba membuka hati dan pikirannya untuk laki-laki lain, tapi terasa seperti pelarian dan akhirnya cuma bertahan sebentar. Penantian itu lalu berbuah manis karena laki-laki itu sedikit demi sedikit menaruh perhatian padanya, lalu memacarinya, hingga setelah 7 tahun berpacaran mereka menikah.

Sementara untuk Amanda (25 tahun), ia memilih jalannya untuk bersabar selama 5 tahun terakhir ini dengan tetap memelihara perasaannya kepada seorang laki-laki dan belum tahu sampai kapan ia mau menunggu. Perbedaan ras antara mereka berdua adalah penghalang besar yang membuat kata cinta sulit untuk diucapkan, karena baik untuk Amanda maupun laki-laki pujaannya, bila hubungan percintaan mereka nggak didasari oleh restu keluarga, mereka nggak akan mau nekat melawan, tapi nggak bisa dibohongi juga kalau rasa cinta itu ada. Alhasil, kini mereka bertahan dengan status “teman tapi mesra”, berbunga-bunga bila bisa memiliki momen berdua, saling tahu perasaan masing-masing tapi nggak bisa lebih dari itu, namun nggak beranjak pula untuk saling meninggalkan karena belum tahu harus menyayangi siapa lagi selain kepada orang yang sudah familiar selama 5 tahun ini. Saat ditanya kenapa Amanda melakukan itu, ia menjawab, “Maybe, he’s the one”.

Percintaan memang masalah hati dan ilmu psikologi pun ikut turun tangan untuk menjabarkan kenapa masalah saling menyayangi dan membutuhkan satu sama lain ini berpengaruh dalam kehidupan manusia. Menurut Abraham Maslow, tokoh psikolog asal Amerika yang menciptakan hierarki kebutuhan manusia, menempatkan kebutuhan mencintai dan dicintai pada urutan ketiga setelah penempatan aktualisasi diri di posisi pertama dan kebutuhan untuk dihargai oleh orang lain di urutan kedua. Menurut Maslow, ketika kedua hal tersebut sudah terpenuhi dan ketika seorang individu sudah mampu mengurus dirinya sendiri secara fisik, maka ia pun siap untuk membagi dirinya dengan orang lain atas dasar perasaan cinta.

Dengan cerita di atas tadi, apa menurutmu cinta sejati itu benar ada sehingga harus ditunggu? Atau itu cuma penamaan yang dibuat oleh manusia untuk memberi label terhadap sebuah bentuk perasaan kuat kepada seseorang? Berkaca dari dua kasus di atas, Rini bisa menyebut dua tahun sebagai masa penantiannya untuk menunggu cinta sejatinya, karena ia sudah yakin bahwa apa yang ditunggunya selama ini adalah cinta sejati. Sedangkan untuk Amanda, ia masih belum tahu akan bisa bersabar sampai kapan, tapi juga belum mau berinisiatif untuk bergerak mencari pengganti karena tak bisa berpindah hati. Bagaimana dengan ceritamu? Apakah penantian untuk cinta sejati itu ada? Atau, itu hanya masalah hati yang belum mau mencari pengganti?

Sumber : Fimela.com

1 Comment

Leave a comment