“Manajemen Perpustakaan Sekolah”

MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

 I.  PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah

Secara umum perpustakaan mempunyai arti sebagai tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape recoreder, video, komputer dan lain-lain. Semua koleksi sumber informasi tersebut disusun berdasarkan sistem tertentu dan dipergunakan untuk kepentingan belajar melalui kegiatan membaca dan mencari informasi bagi segenap masyarakat yang membutuhkannya.

Ada beberapa jenis perpustakaan yang tersebar di masyarakat, misalnya, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan khusus dan perpustakaan umum. Jenis perpustakaan tersebut kalau dilihat dari fungsinya adalah sebagai pusat pelayanan masyarakat. Namun apabila diamati lebih lebih lanjut, maka jenis perpustakaan tersebut bisa terdiri dari berbagai macam perpustakaan lagi yang secara spesifik berfungsi langsung terhadap lembaga yang menaunginya.

Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah. Diadakannya perpustakaan sekolah adalah untuk tujuan memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya para guru dan siswa. Perpustakaan berperan sebagai media dan sarana untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar (PBM) di tingkat sekolah. Oleh Karen itu, perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari program penyelenggaraan pendidikan tingkat sekolah.

 1.2  Tujuan Perpustakaan Sekolah

Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya perpustakaan sekolah secara keseluruhan, yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik (siswa atau murid). Perpustakaan sekolah sebagai bagian integral dari sekolah, merupakan komponen utama pendidikan di sekolah, diharapkan dapat menunjang pencapaian tujuan tersebut.

 

Sejalan dengan hal diatas, maka tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut :

  1. Mendorong mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa.
  2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakaan.
  3. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa.
  4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum.
  5. Mendorong, memelihara, dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa.
  6. Memperluas, memperdalam dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi yang disediakan oleh perpustakaan.
  7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen dan lainnya.

1.3  Fungsi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah mempunyai empat fungsi umum, yaitu edukatif, informatif, kreasi dan riset atau penelitian.

  1. Fungsi Edukatif : adalah segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelola, banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengatahuan, sehingga di kemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut. Fungsi ini erat kaitannya dengan pembentukan manusia pembangunan yang berkualitas di masa yang akan datang. Pendidikan memang merupakan salah satu cara yang paling tepat untuk meningkatkan kualitas manusia seutuhnya.
  2. Fungsi Informatif : Ini berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan guru dan siswa. Melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang disediakan oleh perpustakaan sekolah, para siswa dan guru akan banyak tahu tentang segala hal yang terjadi di dunia ini.
  3. Fungsi Rekreasi : Dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi dan sebagainya, diharapkan dapat menghibur pembacanya di saat yang memungkinkan. Misalnya dikala sedang ada waktu senggang sehabis belajar seharian, bisa memanfaatkan jenis koleksi ini. Fungsi rekreasi ini memang bukan yang utama dari dibangunnya perpustakaan sekolah, namun hanya sebagai pelengkap saja guna memenuhi kebutuhan sebagai anggota masyarakat sekolah akan hiburan intelektual.
  4. Fungsi Riset atau Penelitian : adalah koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya penelitian sederhana. Segala jenis informasi tentang pendidikan setingkat sekolah yang bersangkutan sebaiknya disimpan di perpustakaan, sehingga jika ada siswa atau guru yang meneliti ingin mengetahui informasi tertentu tinggal membacanya di perpustakaan.

 1.4  Tugas/Kegiatan Perpustakaan Sekolah

Sesuai dengan pengertian perpustakaan sekolah yang memiliki tiga kegiatan utama yaitu kegiatan penghimpunan, pengolahan dan penyebarluasan segala macam informasi pendidikan kepada para siswa dan guru, maka perpustakaan sekolah bertugas dengan tugas inti yang dimaksudkan, yaitu :

  1. Menghimpun atau mengumpulkan, mendayagunakan, memelihara dan membina secara terus-menerus bahan koleksi atau sumber informasi (bahan pustaka) dalam bentuk apa saja, seperti misalnya buku, majalah, surat kabar, da jenis koleksi lainnya.
  2. Mengolah sumber informasi dengan menggunakan sistem atau cara tertentu, sejak dari bahan pustaka tersebut datang ke perpustakaan sampai kepada bahan pustaka tersebut siap untuk disajikan untuk dilayankan kepada penggunanya yakni para siswa, guru, dan staf dilingkungan sekolah yang bersangkutan. Kegiatan ini antara lain meliputi pekerjaan penginvetarisasian, pengklasifikasian, penggolongan koleksi, pengatalogan, pelabelan, pembuatan alat kartu dan kantong buku, pembuatan lembar pengembalian buku, dan lain-lain.
  3. Menyebarluaskan sumber informasi atau bahan-bahan pustaka kepada segenap anggota yang membutuhkannya sesuai dengan kepentingannya yang berbeda satu dengan yang lain. Termasuk kedalam kegiatan ini adalah pelayanan referens dan informasi, pelayanan peminjaman koleksi, pelayanan promosi, pelayanan bimbingan kepada pembaca dan sebagainya, termasuk pelayanan kepada para siswa dan guru dalam rangka mencari informasi yang berkaitan dengan minatnya

 

II.  KOLEKSI PERPUSTAKAAN

2.1  Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah

Yang dimaksud dengan koleksi perpustakaan adalah sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku maupun bahan bukan buku, yang dikelola untuk kepentingan proses belajar mengakar di sekolah yang bersangkutan. Secara keseluruhan isinya mengandung bahan-bahan yang semuanya dapat menunjang program kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah, baik program yang bersifat kurikuler maupun yang ekstra kulikuler.

Secara fisik, jenis koleksi yang diperluakan untuk suatu perpustakaan sekolah bisa dikelompokkan ke dalam kategori buku dan bahan bukan buku. Yang pertama meliputi segala jenis buku dan yang terakhir meliputi segala jenis bahan yang tidak termasuk ke dalam kategori. Rinciannya sebagai berikut :

 1. Koleksi Buku

            Buku disini bisa bermacam-macam jenisnya. Bisa buku yang bermateri fiksi maupun buku yang bersifat nonfiksi. Baik yang pertama maupun yang kedua masing-masing masih banyak variasi dan jenis dilihat dari segi isi maupun bentuk penyajiannya. Misalnya yang termasuk buku-buku fiksi antar lain ada fiksi umum, fiksi ilmiah, dan fiksi sastra. Sedangkan yang termasuk kedalam buku-buku nonfiksi antara lain meliputi buku-buku ilmiah, ilmiah popular, informasi umum, dan informasi khusus, termasuk di dalamnnya buku teks.

a.   Buku-Buku Nonfiksi

Buku-buku nonfiksi ini banyak sekali jenisnya baik dilihat dari segi bentuk penyajian maupun pola isinya, berikut adalah contoh-contoh yang tergolong ke dalam kelompok buku-buku nonfiksi :

*. Buku Teks atau Buku Pelajaran.

Dilingkungan sekolah, buku teks ini dikenal dengan nama buku pelajaran,, karena dijadikan bahan dasar pengajaran. Bahkan yang disebut buku teks disini adalah buku-buku standar pengajaran yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) sebagai pedoman mengajar untuk guru dan sebagai buku pelajaran bagi siswa.

 *.  Buku Teks Pelengkap

Di samping buku-buku teks yang dimaksudkan seperti tersebut di atas, ada pula buku-buku yang masih tergolong ke dalam jenis buku teks, namun berfungsi sebagai penunjang pelajaran atau penunjang buku-buku teks. Materi buku teks pelengkap ini tetap didasarkan kepada kurikulum yang berlaku di sekolah. Buku teks dalam kelompok ini biasanya diterbitkan oleh penerbit swasta yang mendapat rekomendasi dari pemerintah terutama Depdikbud.

*.  Buku Penunjang

Kelompok buku penunjang ini dikalangan sekolah sering disebut buku bacaan, atau bahkan ada yang menyebutnya sebagai buku perpustakaan. Buku-buku dalam kelompok ini bisa berasal dari kelompok buku-buku fiksi maupun nonfiksi selain buku teks dan pelengkap

*.  Buku Referens atau Rujukan

Yang dimaksud dengan buku-buku referens atau rujukan adalah buku-buku yang memuat informasi secara khusus sehingga dapat menjawab atau menunjukkan secara langsung bagi pembacanya. Berikut ini beberapa contoh buku-buku yang tergolong ke dalam buku-buku atau koleksi referens :

  • Kamus : adalah daftar alfabetis kata-kata yang disertai dengan arti, lafal, contoh penggunaan dalam kalimat, dan keterangan lain yang berkaitan dengan kata.
  • Ensiklopedia : adalah daftar istilah-istilah ilmu pengetahuan dengan tambahan keterangan ringkas tentang arti dari suatu istilah-istilah. Tujuan utama diterbitkannya ensiklopedia adalah untuk meringkas dan mengorganisasikan akumulasi ilmu pengetahuan.
  • Buku Tahunan : adalah buku yang memuat peristiwa-peristiwa selama setahun terkahir. Pada umumnya buku tahunan ini berisi masalah statistic dan kejadian-kejadian penting selama setahun.
  • Buku Pedoman, Buku Petunjuk : dalam istilah sehari-hari sering disebut sebagai buku pinter, sebab dengan membaca buku sejenis ini orang menjadi pintar dan bisa mengetahui akan sesuatu yang masih samar-samar sebelumnya, serta dapat memperlancar kegiatan yang akan dijalankannya.
  • Direktori : sering disebut sebagai buku alamat, karena di dalamnya antara lain memuat alamat-alamat seseorang atau badan usaha.
  • Almanak : adalah suatu publikasi tertentu yang memuat bermacam keterangan antara lain data statistik, ramalan cuaca, dan berbagai peristiwa penting lainnya di suatu tempat, termasuk informasi bidang ilmu pengetahuan dalam jangka waktu tertentu.
  • Bibliografi : adalah daftar buku-buku yang ada di suatu tempat, disusun berdasarkan urutan abjad nama pengarang, judul, subjek, atau keterangan lain tentang buku.
  • Indeks : adalah daftar istilah yang disusun berdasarkan abjad atau dengan susunan tertentu disertai dengan keterangan yang menunjukkan tempat istilah yang berbeda.
  • Abstark : adalah uraian yang dipadatkan dari suatu karangan atau artikel yang biasanya bersifat ilmiah.
  • Atlas : bentuknya seperti buku. Berisi kumpulan peta dan keterangan lain yang ada hubungannya dengan peta lain.

 

b.  Buku-buku Fiksi

            Yang termasuk ke dalam kelompok buku-buku fiksi adalah buku-buku yang ditulis bukan berdasarkan fakta atau kenyataan. Buku tersebut ditulis berdasarkan hayalan atau imajinasi pengarang. Buku-buku fiksi ini biasanya dalam bentuk cerita, baik cerita pendek, ataupun cerita bersambung, komik dan novel.

 

2.2  Koleksi Bahan Bukan Buku

  1. Terbitan Berkala (Majalah dan Surat Kabar)
  2. Pamflet
  3. Brosur
  4. Gambar atau Lukisan
  5. Globe
  6. Koleksi Bahan Bukan Buku Lainnya

 2. 3   Koleksi Bahan Pandang Dengar (Audiovisual)

 

2.   Jumlah Koleksi

           Dilihat dari fungsi perpustakaan sekolah yang masih mengutamakan unsur pembinaan minat maca dan pengembangan daya kreativitas dan imajinasi serta karakter anak, maka perbandingan antara jenis koleksi fiksi dan nonfiksi adalah 60:40. 60% untuk kategori jenis koleksi fiksi dan 40% untuk jenis koleksi nonfiksi.

 

3.  Pengadaan Koleksi

Rangkaian kegiatan pengadaan bahan atau koleksi di perpustakaan sekolah meliputi kegiatan pemilihan koleksi dan teknik/cara pengadaannya.

 1.   Pemilihan Koleksi

Secara umum prinsip pemilihan koleksi untuk suatu perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut :

  1. Pemilihan koleksi perpustakaan disesuaikan dengan kebutuhan kurikulum yang berlaku di sekolah.
  2. Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan sistem pendidikan nasional
  3. Pemilihan koleksi perpustakaan disesuaikan dengan tingkat kemampuan membaca siswa di sekolah.
  4. Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan dana yang tersedia.

 2.   Teknik/Cara Pengadaan Koleksi

  1. Pembelian : untuk meringankan biaya pembelian, perpustakaan bisa melakukan pembelian di bursa buku-buku bekas atau menelusuri pameran-pameran buku karena pameran buku biasanya memberikan diskon besar-besaran, kesempatan seperti ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi pengelola perpustakaan. 
  2. Tukar-menukar :  Pustakawan bisa melakukan kerja sama dengan perpustakaan yang lain dengan tukar-menukar koleksi dengan cara peminjaman jangka panjang. Sehingga  pengguna perpustakaan bisa memanfaatkan koleksi dari perpustakaan yang lain.
  3. Hadiah : untuk mendapatkan buku secara cuma-cuma/ hadiah, maka perpustakaan dan pustakawan harus pro aktif bekerja sama dalam mencari unit kerja atau instansi atau LSM mana yang dapat menghadiahkan buku-bukunya bagi keperluan perpustakaan. Pendekatan ini sangat diperlukan, karena dengan adanya permohonan yang resmi dari pejabat perpustakaan akan memudahkan proses pustakawan dalam memperoleh buku-buku yang di perlukan perpustakaan secara cuma-cuma.
  4. Sumbangan : perpustakaan dan pustakawan harus pro aktif mencari perpustakaan yang akan mengadakan penyiangan koleksi, sehingga bisa membuat permohonan buku-buku hasil penyiangan tersebut bisa disumbangkan dan dimanfaatkan oleh perpustakaan.
  5. Kerjasama : perpustakaan bisa mendapatkan bahan pustaka dengan melakukan kerjasama, misalnya dengan penerbit dan penulis dengan  mendapatkan harga buku-buku yang serendah-rendahnya dengan kualitas yang sama dengan buku yang bagus dan mahal.
  6. Terbitan Sendiri : metode pengadaan koleksi yang terakhir adalah dengan memproduksi sendiri koleksi perpustakaan. Contoh kongkrit dari metode pengadaan ini antara lain adalah kliping atau karya tulis yang dihasilkan oleh pustakawan, siswa dan guru yang kemudian dihimpun menjadi koleksi perpustakaan.

 

    III.   PENGOLAHAN KOLEKSI/BAHAN PUSTAKA

Kegiatan pengolahan koleksi/bahan pustaka termasuk ke dalam salah satu tugas inti perpustakaan. Secara umum kegiatan pengolahan koleksi/bahan pustaka di perpustakaan dikelompokkan sebagai berikut :

3.1  Inventarisasi

Kegiatan inventarisasi ini terdiri atas beberapa pekerjaan yang antara lain sebagai berikut:

*.  Pemeriksaan

Koleksi buku/bahan pustaka yang sampai di perpustakaan harus diperiksa, apakah sudah sesuai dengan yang diminta atau tidak, setelah itu periksa juga bentuk fisik buku, judul, pengarang, dan ciri-ciri lain yang dianggap perlu. Dan yang paling penting adalah kelengkapan isi dari buku yang dipesan.

*.  Pengecapan/Pemberian Stempel

Tindakan selanjutnya adalah tindakan pengecapan/pemberian stempel pada buku yang telah diperiksa. Pembubuhan cap/stempel bisa dilakukan pada bagian atau halaman tertentu pada setiap buku milik perpustakaan. Minimal, tiga cap harus dibubuhkan pada setiap buku.

*.  Pendaftaran ke Buku Induk

Setiap buku yang masuk ke perpustakaan harus didaftarkan ke dalam buku induk berdasarkan urutan masuknya buku tersebut ke perpustakaan, tanpa mempertimbangkan apakah buku tersebut buku lama atau buku baru. Hal ini gunanya untuk mengetahui seberapa banyak koleksi buku yang dimiliki perpustakaan. Adapun hal yang harus dicatat dalam inventarisasi adalah : tanggal, nomor buku, judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, tempat terbit, harga, dan keterangan.

3.2  Klasifikasi Koleksi/Bahan Pustaka

     Salah satu tujuan utama semua perpustakaan adalah mengusahakan agar semua pengunjung dapat secara mudah dan langsung memperoleh bahan yang diperlukannya.

Klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis dari pada sejumlah obyek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan cirri-ciri yang sama. Di dalam klasifikasi bahan pustaka dipergunakan penggolongan berdasarkan ciri tertentu. Misalnya oleh karena bentuk fisik yang berbeda, maka penempatan buku perpustakaan dipisahkankan dari surat kabar, majalah, piringan hitam, microfilm dan slides. Ada pula penggolongan berdasarkan penggunaan bahan pustaka, seperti koleksi referens dipisahkan dari koleksi buku lain, koleksi buku kanak-kanak atau buku bacaan ringan. Akan tetapi yang menjadi dasar utama penggolongan koleksi perpustakaan yang paling banyak dipakai adalah penggolongan isi atau subyek buku. Ini berarti bahwa buku-buku yang membahas subyek yang sama akan dikelompokkan bersama-sama.

 Ada beberapa macam sistem klasifikasi yang digunakan oleh perpustakaan di dunia, seperti : Deway Decimal Classification (DDC), Universal Decimal Classification (UDC), Library of Congress Classification (LCC), Colon Classification (CC), dan lain-lain. Sistem klasifikasi yang paling banyak digunakan di beberapa Negara di dunia termasuk negara Indonesia adalah Deway Decimal Classification (DDC).

 

 Sekilas Mengenai Deway Decimal Classification (DDC)

Bagan klasifikasi DDC ini merupakan bagan klasifikasi yang paling popular dan paling banyak digunakan di Indonesia. Bagan ini diciptakan oleh Melvil Deway (1851-1931). DDC merupakan bagan klasifikasi sistem hirarki yang menganut prinsip “decimal” dalam membagi cabang ilmu pengetahuan. DDC membagi semua ilmu pengetahuan ke dalam 10 kelas utama (Main Classes) yang diberi notasi berupa angka arab 000-900. Setiap kelas utama dibagi secara decimal menjadi 10 sub kelas (devision). Kemidan sub kelas dibagi lagi secara decimal menjadi 10 seksi (section), dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh berikut ini :

Kelas Utama :

000 – Karya Umum

100 – Filsafat dan Psikologi

200 – Agama

300 –  Ilmu-Ilmu Sosial

400 – Bahasa

500 – Ilmu-Ilmu Murni

600 – Teknologi dan Ilmu Terapan

700 – Kesenian, Hiburan dan Olahraga

800 – Kesusastraan

900 – Geografi dan Sejarah

 Divisi

400 –  Bahasa

410 – Linguistik, Bahasa Indonesia

420 – Bahasa Inggris

430 – Bahasa Jerman

440 – Bahasa Perancis

450 – Bahasa Italia

460 –  Bahasa Spanyol dan Portugis

470 – Bahasa Latin

480 – Bahasa Yunani Kuno

490 – Bahasa-bahasa lain

 Seksi

410 –  Linguistik, Bahasa Indonesia

411 –  Sistem tulisan, Penulisan

412 – Etimologi

413 – Kamus

414 – Fonologi dan Fonetik

415 – Tata Bahasa

416 –

417 – Dialek Bahasa

418 – Bahasa-bahasa Daerah

419 – Bahasa Isyarat

 

3.3   Katalogisasi

Katalogisasi adalah proses pembuatan daftar pustaka (buku, majalah, CD, film mikro dan sebagainya) milik suatu perpustakaan. Daftar ini berfungsi untuk mencatat koleksi yang dimiliki, membantu proses temu kembali, dan mengembangkan standar-standar bibliografi internasional (Lasa Hs, 2007:129). Bentuk daftar pustaka ini bermacam-macam, seperti katalog cetakan, katalog berkas, katalog kartu, maupun katalog elektronik yang lazim disebut sebagai OPAC (Online Public Acces Catalog). Masing-masing bentuk katalog ini memiliki kelebihan dan kekurangannya.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan untuk efisiensi efektivitas proses temu kembali, sebaiknya bentuk katalog pada perpustakaan sekolah menggunakan katalog elektronik (OPAC). Perangkat lunak untuk katalogisasi dalam bentuk elektronik bermacam-macam dan tiap perangkat lunak memiliki kelebihan dan kekurangannya. Sesuai dengan kemampuan perpustakaan sekolah pada umumnya, disarankan menggunakan perangkat lunak WINISIS yang dikembangkan oleh UNESCO atau perangkat lunak SLiMS yang dikembangkan oleh Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Kelebihan kedua perangkat lunak tersebut antara lain adalah tersedia secara gratis di internet dan tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang berat/canggih. Selain itu, kedua perangkat lunak tersebut terbukti reliabel telah digunakan oleh banyak perpustakaan-perpustakaan di Indonesia.

 3.4  Shelving

Shelving adalah kegiatan penjajaran koleksi ke dalam rak/tempat koleksi berdasarkan sistem tertentu. Kegiatan ini merupakan langkah terakhir dari proses pengolahan bahan pustaka. Tujuannya agar koleksi dapat ditemukan dengan mudah dan dapat dikenali oleh pengguna atau pustakawan.

Sistem penjajaran koleksi ke dalam rak ada dua macam:

  1. Berdasarkan jenis, yaitu disusun berdasarkan jenis koleksi dalam bidang apapun dijadikan satu susunan. Sistem ini cocok untuk penjajaran koleksi referensi.
  2. Berdasarkan sandi pustaka atau call number, yaitu disusun berdasarkan urutan nomor kelas sesuai dengan tata susunan koleksi. Sistem ini cocok untuk penjajaran koleksi buku teks.

Dalam penjajaran buku ini perlu diperhatikan hal-hal berikut: (1) rak tidak diisi penuh untuk memudahkan penambahan dan pergeseran, (2) digunakan standar buku, (3) buku tidak disusun berlapis atau ditumpuk, (4) rak hendaknya mudah dipindahkan, (5) dan desain rak hendaknya disesuaikan agar sirkulasi udara baik (Lasa Hs, 2007:156).

 

 IV.   LAYANAN PERPUSTAKAAN

  Layanan perpustakaan adalah pemenuhan kebutuhan dan keperluan kepada pengguna jasa perpustakaan. Tujuan layanan perpustakaan adalah melayani pengunjung dan pengguna perpustakaan.

Aktivitas layanan perpustakaan dan informasi bararti penyediaan bahan pustaka secara tepat dan akurat dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna perpustakaan. Perpustakaan memberikan layanan bahan pustaka kepada masyarakat adalah agar bahan pustaka tersebut yang telah diolah dapat dimanfaatkan dengan cepat oleh masyarakat pengguna perpustakaan.

4.1  Sistem Pelayanan

         Menurut Qalyubi dkk, bahwa pelayanan di perpustakaan lazimnya menggunakan dua sistem, yaitu sebagai berikut :

a.  Terbuka ( Open Access)

Sistem terbuka membebaskan pengunjung ketempat koleksi perpustakaan di rak buku. Mereka dapat melakukan browsing atau membuka – buka, melihat – lihat buku, mengambil sendiri. Ketika bahan tidak cocok, mereka dapat memilih bahan lain yang hampir sama atau bahkan yang berbeda.

Keutungan sistem terbuka :

  • ­ Pemakai dapat melakukan browsing (melihat – lihat koleksi sehingga mendapatkan pengetahuan yang beragam) dan
  • Memberi kepuasan kepada pengguna karena pengguna dapat memilih sendiri koleksi yang sesuai dengan kebutuhannya.

Kelemahanya :

  • ­Pemakai banyak yang salah mengembalikan koleksi pada tempat semula sehingga koleksi bercampur aduk.
  • ­Petugas setiap hari harus mengontrol rak – rak untuk mengetahui buku yang salah letak dan
  • ­Kehilangan koleksi relative besar.

 

 b.   Tertutup ( Closed Access)

Di dalam sistem tertutup pengunjung tidak diperkenankan masuk ke rak – rak buku untuk membaca ataupun mengambil sendiri koleksi perpustakaan. Pengunjung hanya dapat membaca atau meminjam melalui petugas yang akan mengembalikan bahan pustaka untuk para pengunjung.

Kelebihan sistem tertutup :

  • ­  Koleksi akan tetap terjaga kerapianya dan
  •  Koleksi yang hilang dapat diminimalkan.

Kelemahanya :

  • ­Banyak waktu yang diperlukan untuk memberikan pelayan.
  • ­Banyak waktu yang diperlukan untuk mengisi formulir dan menunggu bagi yang mengembalikan bahan – bahan pustaka dan
  • ­Sejumlah koleksi tidak pernah disentuh atau dipinjam.

 

Jenis-Jenis Layanan Perpustakaan :

  1. Open Access System atau sistem layanan terbuka

yaitu layanan bagi semua pengguna perpustakaan baik yang sudah menjadi anggota atau pun belum menjadi anggota diberi kebebasan mencari, memilih, dan mengambil sendiri bahan perpustakaan yang diinginkan secara langsung ke rak sesuai dengan kebutuhannya.

1. Layanan  Terbitan Berkala

yaitu layanan yang meliputi Surat Kabar, Tabloid, Majalah, Jurnal, dan Buletin.

2. Layanan  Sirkulasi

yaitu layanan kepada pengguna perpustakan dalam pemenuhan kebutuhan informasi terhadap koleksi bahan pustaka baik berupa peminjaman dan pengembalian buku oleh anggota perpustakaan ataupun sebaliknya.

3. Layanan Referensi atau Rujukan

 yaitu layanan informasi bahan pustaka kepada masyarakat meliputi kamus-kamus, ensiklopedi dan tidak di pinjamkan.

4. Layanan Story Telling

yaitu layanan bercerita kepada anak-anak pra sekolah dan taman kanak-kanak.

  1. Layanan Perpustakaan Berbasis Informasi dan Teknologi yaitu layanan berbasis  Internet, OPAC (on-line public accses catalog).

 

 REFERENSI

 

Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Grasindo

 Hamakonda, Towa. 2008.Pengantar Klasifikasi Perpsepuluhan Deway. Jakarta : Gunung Mulia

 Lasa Hs. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book Publisher

Media Pustakawa Indonesia. Vol. 11 (2) Juni 2004. 

Perpustakaan Nasional RI. 1994. Perpustakaan Sekolah: Suatu Petunjuk Membina, Memakai, dan Memelihara Perpustakaan di Sekolah. Jakarta : Perpusnas RI.

Taufiq A.D dan Tri S. 2000. Pedoman Pengelolaan Perpustakaan  Madrasah. Yogyakarta: BEP-FKBA-LPPI

Yusuf, Pawit M. 2010. Pedoman Penyelenggaran Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Kencana.  

                                                                                                            

1 Comment

Leave a comment