Memperingati Hari Pers Nasional

Sudah lama sekali tidak menulis di blog ini, dan sudah banyak sekali kegiatan perpustakaan yang tidak diposting di blog ini, hehehe… tapi hari ini saya coba lagi untuk memposting kegiatan memperingati hari Pers Nasional, dimana siswa siswi diberi tugas untuk memawancara beberapa guru atau staf untuk mencari sebuah informasi. Tema sudah ditentukan oleh Pustakawan, sehingga siswa bisa mencari guru atau staf di sekolah Athalia untuk diwawancara.

Adapun tujuan ini dilakukan adalah agar siswa siswi bisa menghargai hasil karya sebuah informasi, dimana untuk mendapatkan sebuah informasi tidak segampang yang kita pikirkan, kita butuh seorang notulen, seorang kameramen, seorang pewawancara, dan hasilnya itu akan diolah sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah informasi.

Kali ini dalam rangka memperingati “Hari Pers Nasional”, siswa SMP dan SMA sekolah Athalia sudah mewawancara guru atau staf yang telah mereka pilih untuk medapatkan informasi yang mereka inginkan sesuai dengan tema yang telah dilakukan.

Berikut ini beberapa dokumentasi dari siswa yang mewawancara guru atau staf di sekolah Athalia :

 

Semoga tahun depan bisa membuat kembali kegiatan atau acara yang lain yang lebih seru ^_^. Maju terus Perpustakaan Athalia 🙂

Lomba Perpustakaan SD Kota Tangsel 2014

Awal Oktober 2014, Perpustakaan SD Athalia terpilih untuk mewakili Perpustakaan SD di sekitar Kabupaten Serpong Utara untuk mengikuti lomba perpustakaan terbaik dan bersaing dengan beberapa kabupaten yang lain di kota Tangerang Selatan untuk memperebutkan predikat Perpustakaan SD terbaik se Kota Tangerang Selatan tahun 2014. Puji Tuhan Perpustakaan SD Athalia terpilih menjadi juara 1 mewakili kota Tangerang Selatan untuk bersaing di tingkat Provinsi Banten.

22 Oktober 2014 adalah hari yang ditunggu-tunggu, dimana tim juri dan panitia lomba mengunjungi perpustakaan SD Athalia sekaligus “Memotret” Perpustakaan SD Athalia yang sesungguhnya. Selain mempresentasikan program-program perpustakaan SD Athalia, ada sesi Tanya jawab dari tim juri mengacu pada standart perpustakaan SD Provinsi Banten tahun 2014.

Menang atau kalah tidak menjadi masalah, yang terpenting adalah semangat dan kerja keras. Semoga Perpsustakaan Sekolah Athalia (TK, SD, SMP dan SMA) semakin maju, berkembang dan berdampak bagi orang lain. Pustakawannya juga harus tetap semangat mengemban tugas yang sudah dipercayakan kepada kita. Semangaaat ^_^

Presentasi

IMG_4128

Tim Juri, Diknas, dan Kepala Sekolah SD Athalia

IMG_4119

Foto Bersama

IMG_4132

Bulan Bahasa SMP Athalia 2014

“BAHASAKU CERMINAN BUDAYA BANGSAKU”

Identitas suatu bangsa tercermin dari bahasa yang digunakannya. Segala jenis komunikasi apapun, bangsa manapun tidak pernah lepas dari bahasa. Salah satu cara agar bahasa dapat berkembang dan tetap lestari yaitu bahasa terus menerus diajarkan, digunakan secara efektif.  Usaha untuk mencapai itu yang paling tepat adalah di lembaga pendidikan (sekolah).

Namun, tidak sampai disitu saja, di sekolah pun perlu ada wadah agar bahasa benar-benar berkembang dengan berbagai aspek yang ada dalam bahasa tersebut. Berbagai upaya yang dilakukan sekolah agar bahasa menjadi pelajaran yang menarik, menyadarkan siswa bahwa bahasa adalah hal penting untuk mempelajari berbagai pelajaran lain, dan menumbuhkan rasa nasionalisme para siswa melalui tema-tema dalam kegiatan berbahasa. Perlu  adanya suatu acara atau kegiatan sebagai awal untuk menyadarkan para siswa betapa pentingnya bahasa dalam kehidupan mereka khususnya sebagai seorang pelajar.

Kegiatan ini diwujudkan  dalam  acara “Bahasaku Cerminan Budaya Bangsaku”,  yang akan diadakan pada bulan Oktober 2014. Dalam kegiatan ini berbagai acara akan digelar baik melalui berbagai lomba dan unjuk kebolehan berbahasa. Hal yang lebih menarik lagi dari kegiatan ini, lomba-lomba yang diadakan mencakup bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bekerjasama dengan perpustakaan.

Diharapkan  selama bulan Oktober 2014 ini, nuansa berbahasa di sekolah Athalia terlihat, bahkan bukan hanya di bulan Oktober saja, melainkan setiap hari rasa cinta terhadap bahasa semakin besar, makin tumbuh kreativitas mereka dalam berbahasa, dan akhirnya semakin mampu memuliakan Tuhan melalui bahasa.

Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah:

  1. Memperingati Sumpah Pemuda melalui kegiatan bulan Bahasa
  2. Menggali kreativitas siswa dalam seluruh aspek berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis) dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
  3. Menumbuhkan rasa nasionalisme melalui tema yang ada dalam berbagai jenis lomba.
  4. Membudayakan bahasa sebagai hal penting dalam dunia pendidikan karena menjadi dasar dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.

Kegiatan

Bentuk Kegiatan:

  1. Pameran Buku dan Penjualan Buku (Gramedia Pustaka Utama, BPK Gunung Mulia, PT. Aku Bisa, Backpaper dan Rainbow Book)
  2. Bedah Buku Incomplete bersama Shandy Aulia (
  3. Pameran Buku dan Penjualan Buku serta Bedah buku bersama Shandy Aulia bekerjasama dengan       Perpustakaan Sekolah Atahlia).
  4. Lomba-lomba (antarkelas):
  5. Pembacaan Puisi (Kelas 7, bahasa Indonesia)
  6. Bercerita dengan alat peraga (Kelas 8, bahasa Indonesia)
  7. Musikalisasi Puisi (Kelas 9, bahasa Indonesia)
  8. Presentation (Kelas 7, bahasa Inggris)
  9. Drama (Kelas 8, bahasa Inggris)

Berikut ini ada beberapa dokumentasi dari perpustakaan Sekolah Athalia.DSCN1100 DSCN1108 IMG_5596 IMG_0496 IMG_0498 DSCN1491 IMG_0431 ??????????????????????????????? ??????????????????????????????? ??????????????????????????????? IMG_0497 ??????????????????????????????? IMG_0554 IMG_0525 IMG_0561 IMG_0572 IMG_05311

Patnership Programme

Kegiatan Patnership Programme diadakan setiap tahun di sekolah Athalia, terkhusus buat siswa siswi SD Kelas VI dan SMP Kelas IX. Adapun tujuan kegiatan ini dilakukan adalah untuk memperkenalkan atau mempromosikan Sekolah Athalia kepada siswa-siswi kelas VI dan Kelas IX, agar mereka bisa mengetahui dan mengenal sekolah Athalia lebih dekat, sehingga dapat memutuskan untuk melanjutkan sekolah atau tidak di Sekolah Athalia.

Perpustakaan Athalia adalah salah satu tempat yang akan dikunjungi oleh siswa SD kelas VI, oleh karena itu, Pustakawan sudah mempersiapkan diri untuk menyambut siswa siswi tersebut di perpustakaan, dan memperkenalkan perpustakaan sekolah Athalia, fasilitas yang dimiliki, jumlah peminjaman buku, prosedur perpustakaan, dan lain sebagainya.

Antusias Siswa sangat besar ketika mengunjungi perpustakaan sekolah Athalia, karena memang berbeda jauh dengan perpustakaan di SD Athalia. semoga perpustakaan menjadi salah satu penilaian mereka untuk memutuskan melanjutkan sekolah di sekolah Athalia.

Salam Pustakawan,

Hana Kristina Purba

DSCF5913

DSCF5932

DSCF5946

DSCF5952

DSCF5963

DSCF5969

Hari Kunjung Perpustakaan 2014-Perpustakaan Sekolah Athalia

Untuk memperingati “Hari Kunjung Perpustakaan 2014”, Perpustakaan Sekolah Athalia berpartisipasi dalam acara tersebut dengan mengadakan pameran hasil karya siswa diantaranya adalah Lomba menggambar, lomba fotografi, lomba paper quilling, lomba poster, dan lain sebagainya. Selain itu perpustakaan Sekolah Athalia juga menyediakan satu spanduk kosong yang diperuntukkan untuk setiap pengunjung perpustakaan untuk membubuhkan tanda tangan mereka, dari sana akan diketahui seberapa banyak yang mengunjungi perpustakaan pada hari itu.

Perpustakaan Sekolah Athalia juga memberikan souvenir berupa pembatas buku dan snack kepada setiap pengunjung perpustakaan. Hal ini rutin dilakukan oleh Perpustakaan Sekolah Athalia, untuk semakin memperkenalkan perpustakaan kepada siswa, dan untuk meningkatkan minat baca siswa.

berikut ini ada beberapa dokumentasi “Hari Kunjung Perpustakaan 2014 dari Perpustakaan Sekolah Athalia”

Semoga dikemudian hari perpustakaan Athalia semakin kreatif dan inovatif dalam mengembangkan program perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa.

Salam Pustakawan,

Hana Kristina Purba

IMG_0221

IMG_5234

IMG_5222

IMG_5220

IMG_0222

IMG_0209

IMG_0216

IMG_0244

IMG_0248

IMG_0262

IMG_0267

IMG_0273

IMG_0274

Ma Yan – Sanie B. Kuncoro

22736079Perjuangan dan mimpi gadis kecil miskin di pedalaman China untuk meraih pendidikan. Sebuah novel dari kisah nyata.

Bulan Mei 2001. Pierre Haski, seorang wartawan Prancis yang bergabung dengan sebuah tim ekspedisi kecil, tiba di Zhanjiashu, sebuah dusun kecil berjarak ribuan kilometer dari Beijing. Di kampung ini, Pierre dan rombongannya dipaksa oleh seorang ibu untuk singgah ke rumahnya yang sangat sederhana. Di sana, ibu tersebut memberikan selembar surat dan tiga buah buku kecil bersampul cokelat. Surat dan buku yang ternyata adalah sebuah diary itu ditulis dengan pensil oleh seorang bocah perempuan berusia 13 tahun bernama Ma Yan. Isinya, ditulis dalam aksara Cina, berupa curahan hati si gadis kecil tentang keinginannya untuk terus bersekolah. Namun, lantaran kemiskinan orang tuanya, Ma Yan harus rela mengubur cita-citanya itu. Surat yang ditulis di selembar kertas bekas pembungkus kacang itu, telah menggugah hati Pierre dkk. Maka, setelah melalui penyuntingan serta ditambah wawancara dengan Ma Yan, catatan harian tersebut setahun kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul The Diary of Ma Yan. Dan apa hasilnya? Luar biasa! Kisah gadis Tiongkok itu telah mengundang banyak simpati dari masyarakat pembacanya di Prancis yang lantas memberikan sumbangan uang bagi pendidikan Ma Yan.

Apa sebenarnya yang dituturkan Ma Yan dalam diary-nya itu sehingga membuat para pembacanya jatuh hati? Gadis ini lahir dari pasangan suami istri miskin di Cina. Sangat miskin. Bayangkan saja, dengan penghasilan 120 yuan setahun (setara dengan 15 dolar AS atau 160.000 rupiah), keluarga ini harus mencukupi kebutuhan hidup mereka. Jangankan untuk sekolah, untuk makan pun sangat susah. Tak jarang, Ma Yan sekeluarga harus berpuasa menahan lapar lantaran tak ada uang untuk membeli makanan. Pernah suatu ketika Ma Yan mengidamkan sebatang pulpen yang dilihatnya di pasar. Harga pena itu hanya 2 yuan. Tetapi bagi Ma Yan, uang dua yuan adalah jumlah yang besar karena sama dengan uang sakunya selama dua pekan. Demi memiliki benda idamannya itu, Ma Yan rela berhemat dan menahan lapar selama berhari-hari. Kuterima pena itu dengan gemetar. Jantungku berdebar. Kugenggam pena itu erat-erat. Kuingat nasi tak berasa yang harus kutelan berhari-hari sekian pekan demi pena itu. Kuingat pedih di rongga perut berisi kelaparan yang panjang…..(hlm.76) Namun demikian, orang tua Ma Yan, terutama sang ibu, memiliki tekad baja untuk menyekolahkan anak-anaknya agar kelak mereka tak mengalami nasib serupa orang tua mereka. Ibu dan ayah Ma Yan memeras keringat dan darah demi pendidikan anak-anak mereka. Bahkan, ibu Ma Yan rela menjadi buruh pemanen fa cai – sejenis rumput sayuran, biasanya diolah untuk salad atau sup – di Ning Xia, daerah yang berbatasan dengan Mongolia Dalam.

Berjarak 400 km dari kampung mereka. Meski upah yang diterima tak memadai, tetapi apa boleh buat hanya itulah pekerjaan yang tersisa bagi perempuan buta huruf seperti ibu Ma Yan. Begitu beratnya kehidupan bagi Ma Yan sekeluarga. Kendati telah berupaya keras membanting tulang, namun akhirnya orang tua Ma Yan harus takluk di hadapan nasib buruk dan kemiskinan yang seolah abadi. Mereka menyerah, tak sanggup lagi membiayai sekolah Ma Yan. Namun, peruntungan dan mukjizat seringkali datang tak terduga. Seperti telah diuraikan di atas, berkat catatan hariannya, Ma Yan bisa kembali melanjutkan cita-cita yang pernah terkubur. Gadis kecil itu kini kembali ke sekolah. Dunia telah membaca kisahnya dan mengulurkan bantuan untuknya. *** Kisah tadi adalah kisah nyata yang ditulis ulang oleh Sanie B Kuncoro dalam bentuk novel (novelisasi?). Jika buku aslinya setebal 372 halaman dengan format pocket book, maka oleh Sanie diringkas menjadi hanya tinggal 214 halaman berukuran sedikit lebih besar. Jika harus membandingkan keduanya, masing-masing memiliki kelebihan. The Diary of Ma Yan terbitan Q-Press tentu menyajikan cerita yang lebih detail karena memuat secara lengkap catatan harian Ma Yan. Bagi Anda yang senang dan ingin mengetahaui kisah rincinya, sebaiknya memang membaca buku aslinya. Tetapi, apabila Anda ingin menikmati sebuah kisah dengan alur seperti novel, maka tulisan Sanie akan lebih cocok. Susan Ismiati, begitulah nama asli Sanie B Kuncoro, mengaku bahwa Ma Yan merupakan “novel” pertamanya dan menjadi semacam lompatan atau anak tangga dari semula menulis cerita cinta romantis manis–yang cenderung terasa lebih ngepop–kepada karya yang lebih “nyastra”, walaupun hal ini tak ada hubungannya sama sekali dengan gosip bakal keluarnya novel Susan paling mutakhir bertajuk Garis Perempuan yang konon akan berbeda dengan karya-karyanya selama ini. Hmm, kita tunggu saja, ya. Kembali ke Ma Yan. Kalau kita perhatikan baik-baik kovernya, di sudut kiri atas tertera label “Lini Laskar Pelangi”. Barangkali fungsinya sebagai stempel bahwa kisah di dalamnya adalah sebuah kisah yang mengusung spirit Laskar Pelangi : pendidikan. Yah, memang begitulah kerap terjadi di mana pun. Sebuah produk yang laris manis, segera saja melahirkan produk-produk sejenis yang mirip. Itu berlaku hampir di segala bidang: buku, film, musik, makanan, minuman, fesyen….. Tentang bukunya ini, Susan pernah berbagi kebahagiaan dengan saya, bahwa ia senang buku yang ditulisnya ini ternyata diterima dengan cukup baik oleh pembacanya. Salah satu buktinya pada suatu hari ia ditelepon oleh seorang ibu yang telah membaca Ma Yan ini. Si ibu menyampaikan penghargaan sekaligus berterima kasih kepada Susan karena berkat Ma Yan anak perempuannya (seumuran Ma Yan) kini jadi rajin belajar serta penuh perhatian kepadanya. Pengakuan ibu tersebut membikin Susan terharu dan diam-diam menitikkan air mata.

Kepergok Membaca Versi Perpustakaan Sekolah Athalia

Perpustakaan Sekolah Athalia terdiri dari unit TK-SMA. TK dan SD mempunyai perpustakaan sendiri sedangkan SMP dan SMA memiliki 1 perpustakaan.
Ada beberapa dokumentasi yang kami abadikan ketika siswa-siswi sekolah Athalia sedang membaca buku, majalah atau koran. berikut ini kami tampilkan guru dan siswa Athalia yang kepergok membaca.

???????????????????????????????

IMG_9391

DSC_0221

DSC_0222

DSC_0225

IMG_9373

DSC_0237

DSC_0236

DSC_0235

DSC_0226

IMG_9572

DSCF5562

DSCF5434

DSCF5644

DSCF5629

DSCF5602

DSCF5653

DSCF5674

DSCF5792

DSCF5685

IMG_0206

IMG_0204

DSCF5647

DSC_3163

DSC_4970

DSCF5713

IMG_0046

???????????????????????????????

IMG_0052

DSCF5514

IMG_3416

IMG_4997

IMG_0099

IMG_0129

DSCF5704

DSCF5718

“Peringatan Hari Buku Sedunia 2014 – Perpustakaan Sekolah Athalia”

Hari buku sedunia memang diperingati setiap tanggal 23 April. Perpustakaan Sekolah Athalia juga memperingati hari buku dengan mengadakan beberapa lomba, diantaranya adalah : Lomba Fotografi tingkat SMA dan SMP, Lomba Menggambar tingkat SMP, Lomba Paper Quilling dan Kokoru tingkat SMP, Lomba Puisi dan Lomba membuat poster tingkat SMP. Untuk tingkat SD ada lomba menggambar dan lomba mengarang. Selain itu Perpustakaan Sekolah Athalia juga bekerjasama dengan beberapa penerbit buku untuk mengadakan pameran buku, diantaranya adalah : Gramedia Pustaka Utama, BPK Gunung Mulia, Erlangga, Melia Sari Books dan Rainbow Books. Selain itu ada panggung boneka untuk TK dan SD kelas 1 dan 2.

Akan tetapi Perpustakaan Sekolah Athalia memperingati hari buku sedunia pada bulan Juni, dimulai tanggal 2-5 Juni 2014 setelah selesai UKK (Ujian Kenaikan Kelas).

Berikut ini adalah beberapa hasil kerja siswa di beberapa lomba,

Lomba Fotografi : Kepergok MembacaImageImage

Image

 

Lomba Menggambar : Aku Cinta Buku & Perpustakaan

Image

Image

 

Image

Image

 

Lomba Paper Quilling : Nature

Image

Image

Image

Image

Seminar Menulis bersama Boim “Lupus”

Image

Image

Image

Image

Image

Image

Pameran Buku

Image

Image

Image

Pembagian Hadiah

Image

 

Image

Image

Image

Image

Semoga di tahun ajaran 2014/2015 akan semakin banyak program perpustakaan yang bisa dijalankan untuk meningkatkan minat baca siswa-siswi sekolah Athalia.

Tetap semangat!!

Salam Pustakawan

Ms. Hana Kristina Purba ^_^

 

 

Resensi Buku

Chicken Soup for the Soul : “Kasih Sayang Keluarga”

Image

Keluarga menjadi orang pertama yang harusnya menjadi tempat pelarian kita. Mereka adalah sumber penghiburan dan penguatan, yang mengangkat kita saat terjatuh atau terluka. Namun, keluarga juga yang menjadi orang terdekat yang paling sering kita lukai perasaannya.

 Keluarga adalah hal terpenting di dalam hidup kita. Ketika sudah mengenalnya dengan baik, seperti setiap keluarga memiliki keunikannya sendiri, yang membuat setiap acara keluarga menjadi saat yang menyenangkan dan mengangenkan. Bagaimanapun bentuk keluarga kita, mengenang dan kembali ke kuluarga adalah salah satu momen yang layak untuk dilakoni

 Kumpulan kisah yang indah, lucu, dan mengharukan di dalam buku ini menghadirkan segala keunikan, kehebohan, kekacauan, dan kegembiraan sebuah keluarga. Semua kisahnya akan membuat kita merasa beruntung dan terberkati karena memiliki keluarga tercinta yang penuh kasih saying.

101 Kisah heboh dan penuh cinta tentang keluarga tentang jalinan relasi dalam keluarga di buku seri Chicken Soup for The Soul : Kasih Sayang Keluarga.

 

Image

101 benda dari flannel, mulai dari boneka, aksesori, alat tulis, tiruan makanan, dan barang-barang rumah tangga disajikan dalam buki 101 Flanel : Pintar berkreasi dengan flannel. Tidak hanya inspirasi yang disajikan dalam buku ini, tetapi info seputar flannel, tips, dan trik, jenis tusukan, step-step dasar, hingga pola potongan flannel yang siap dibentuk. semua tersaji detail dan lengkap.

 

Image

Sushi kini makin disukai oleh berbagai kalangan, dan banyak tersedia di restoran-restoran-restoran dengan harga terjangkau. Tren ini menimbulkan persaingan sehat di antara pelaku bisnis boga. Dengan sedikit kreativitas lebih, anda bisa membuat sushi lezat dan cantik, yang tampil beda.

Buku ini menampilkan 100 resep sushi yang terdiri dari 7 macam sushi yang semuanya tersaji dalam bentuk fancy. Beberapa di antaranya bahkan sangat cocok dihidangkan dalam acara-acara istimewa. Selain itu, buku ini juga menampilkan resep 6 macam sushi lainnya, yaitu : Horomaki Sushi, Futomaki Sushi, Temaki Sushi, Onigiri Sushi dan Nigiri Sushi.

 

Image

Bila di Jawa kita mengenal Oei tiong ham asal Semarang sebagai orang terkaya di Asia Tenggara maka di Medan lahir orang terkaya sebelumnya Tjong A Fie. Kisah perjalan hidupnya lebih tragis dan bedanya Tjong a Fie lebih dikenal sebagai dermawan yang ikut membangu kota Medan. Hal itu tertulis dalam buku yang ditulis oleh Quenny Chang, atau Tjong Fuk Yin.

Queeny atau Tjong fook Yin lahir pada tahun 1896 di Medan. ia adalah putri dari Tjong A Fie yang dikenal sebagai orang terkaya di Medan. Dalam buku ini Queeny berkisah tentang perjuangan hidup ia sebagai putri orang kaya dari seorang ayah yang berjuang dari pemuda miskin asal china merantau ke tanah medan dengan bermodalkan 10 sen kemudian menjelma menjadi millioner.

walau hidup sebagai hartawan ayahnya tjong a fie sampai saat ini masih di kenal sebagai dhermawan yang baik hati.  Tjong a fie cukup berperan dalam membangun kota Medan sehingga tidak heran ia dikenal berbagai etnis suku dan agama sebagai sosok yang bijak.

secara tiba-tiba ayahnya meninggal sehingga membuat perlahan keruntuhan kerajaan bisnis keluarga Queeny meredup hingga tak tersisa saat ini. apa dan bagaimana semua bisa terjadi? bagaimana Quenny menjalani hidupnya dengan kehidupan tradisional yang mengharuskan ia menikah dengan pria yang tak ia kenal? merasakan bagaimana perubahan dunia dalam usianya yang panjang..

kisah inspirasi ini adalah kisah yang layak menjadi koleksi sejarah yang akan membawa kita mengenang masa lalu yang begitu berarti untuk dilewatkan.

 

Sampai bertemu di resensi buku selanjutnya 🙂

Â